BANGKINANG — Ratusan warga bersama mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sungai Sarik serta Empat Kota Setingkai Lubuk Agung menggelar aksi unjuk rasa di gerbang Kantor Bupati Kampar, Kamis (13/11/2025).
Mereka menuntut Pemerintah Kabupaten Kampar segera memperbaiki jembatan penghubung di wilayah mereka yang kondisinya kini sangat memprihatinkan.
Koordinator umum aksi, Putra Rahmat Ilahi, dalam orasinya menyebut jembatan tersebut sudah lapuk dan membahayakan keselamatan warga. Ia mendesak agar perbaikan jembatan segera dimasukkan dalam APBD Kampar tahun 2026.
“Kondisinya sudah sangat parah, kayunya lapuk dan besinya kropos. Jangan sampai ada korban jiwa dulu baru pemerintah turun tangan,” tegas Putra kepada wartawan di sela aksi.
Selain meminta percepatan pembangunan jembatan permanen yang menghubungkan Desa Sungai Sarik dengan Empat Kota Setingkai, massa juga menuntut transparansi anggaran proyek di Kecamatan Kampar Kiri, termasuk pembangunan infrastruktur yang dinilai tidak merata.
“Kami juga meminta Bupati atau pihak Dinas PUPR turun langsung meninjau lokasi. Tadi memang sudah ditemui oleh perwakilan dari PUPR dan staf ahli, tapi kami ingin mendengar langsung komitmen dari pimpinan daerah,” lanjutnya.
Putra menyebut, masyarakat datang jauh-jauh dari kampung dengan harapan suara mereka benar-benar didengar. Ia juga menegaskan massa aksi akan tetap bertahan di lokasi hingga ada kepastian dari Pemerintah Kabupaten Kampar.
“Kami minta dijumpai langsung oleh Wakil Bupati Kampar, Ibu Misnarni. Kalau tidak ada tanggapan, kami siap menginap di sini sampai ada kejelasan. Ini bukan sekadar aksi, ini jeritan masyarakat dari kampung,” tutupnya.
Suara masyarakat dari pedalaman Sungai Sarik, Lubuk Agung, dan Sungai Siasam menggema di depan Kantor Bupati Kampar, Rabu (13/11/2025). Mereka datang bukan untuk berbuat onar, melainkan menagih janji pembangunan jalan dan jembatan utama yang selama ini menjadi urat nadi aktivitas warga.
Perwakilan masyarakat, Heriyanto Sembiring, dengan nada tegas namun penuh harap menyampaikan tujuan aksi damai tersebut.
“Kami datang bukan untuk buat anarkis, hanya ingin mengingatkan pemerintah. Mungkin Bupati lupa, jalan dan jembatan kami itu sudah hancur. Kami hanya ingin beliau ingat dan segera memperbaikinya,” ujarnya di sela aksi.
Menurut Heriyanto, jembatan di kawasan Lubuk Agung–Sungai Sarik adalah satu-satunya akses utama masyarakat menuju pasar dan pusat aktivitas ekonomi. Jika jembatan itu rusak, warga otomatis terisolir.
“Itulah akses utama kami, tidak ada jalan lain. Kalau jembatan itu putus, habis semua urusan masyarakat,” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan Bupati dan Wakil Bupati Kampar belum ada menemui massa aksi, aebagaimana yang diharapkan masyarakat aksi.
Sempat saling dorong bersama pihak keamanan, akhirnya pagar gerbang kantor bupati kampar jebol didorong massa aksi.
(Dir)
#aksi #demo r9boh