Pemerintah Rohul Targetkan Masuk Tiga Besar Penilaian Kinerja Konvergensi Stunting

Pemerintah Rohul Targetkan Masuk Tiga Besar Penilaian Kinerja Konvergensi Stunting

ROHUL – Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) menargetkan meraih peringkat tiga besar dalam penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi Riau tahun 2025.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Rokan Hulu, Muhammad Zaki, SSTP, M.Si, saat membuka secara resmi rapat persiapan penilaian kinerja aksi konvergensi stunting di Aula Lantai II Kantor Bappeda Rokan Hulu, Selasa (3/6/2025). Rapat turut dihadiri Kepala Bappeda Rohul Drs. H. Yusmar, M.Si, Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Rohul dr. Bambang Triono, serta jajaran TPPS Kabupaten Rokan Hulu.

Dalam sambutannya, Sekda M. Zaki menegaskan bahwa penurunan angka stunting menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Ia menyampaikan bahwa berdasarkan data tahun 2024, prevalensi stunting di Rohul berada di angka 15,9 persen dan pada awal 2025 berhasil turun menjadi 14,7 persen.

“Target nasional 2025 di bawah 18 persen, sedangkan kita di Rokan Hulu sudah di angka 14,7 persen. Tantangannya adalah bagaimana menjaga tren ini agar terus menurun, dan kita tetap konsisten melaksanakan aksi konvergensi,” ujar Zaki.

Terkait penilaian kinerja aksi konvergensi, Pemerintah Kabupaten Rohul menargetkan posisi tiga besar di Provinsi Riau. Untuk mencapainya, dibutuhkan inovasi, strategi yang tepat, serta kelengkapan dan akurasi data dalam penginputan melalui platform Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri.

Zaki juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun instansi vertikal seperti Kementerian Agama dan BAZNAS, guna menjaga konsistensi penurunan angka stunting hingga mencapai target nasional di bawah 10 persen.

Ia menjelaskan bahwa terdapat delapan aksi konvergensi yang dijalankan Pemkab Rohul, mulai dari perencanaan, penganggaran, koordinasi lintas sektor, hingga edukasi langsung kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil dan anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Perubahan pola hidup masyarakat harus dimulai dari kesadaran ibu sejak awal kehamilan, karena masa 1.000 HPK sangat menentukan masa depan anak. Ini yang terus kami dorong dalam sosialisasi,” tutup Zaki.

(Kominfo/rambe)

#stunting #rohul