BANGKINANG — Jelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, semarak penjualan atribut kemerdekaan mulai terlihat di sepanjang jalan di Kota Bangkinang Kabupaten Kampar Namun, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, para pedagang mengeluhkan sepinya pembeli.
Jhon, seorang pedagang atribut kemerdekaan yang berjualan di pinggir jalan dekat Lapangan Merdeka Bangkinang, mengaku sudah mulai berjualan sejak 20 hari yang lalu. Ia menyebut, kondisi penjualan tahun ini jauh menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Saya sudah mulai jualan dari tahun 2005. Tapi tahun ini sepi sekali, tidak seperti dulu," kata Jhon saat ditemui, Jumat (8/8/2025).
Ia menyebut, biasanya menjelang Agustus banyak instansi dan warga yang membeli bendera maupun umbul-umbul untuk dipasang di rumah dan perkantoran. Namun kali ini, suasananya berbeda.
"Biasanya tiap masjid dan kantor ada edaran wajib pasang bendera atau umbul-umbul, tapi sekarang tidak terdengar lagi. Jadi pembeli pun berkurang," ungkapnya.
Jhon berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk menghidupkan kembali semangat nasionalisme masyarakat dalam menyambut HUT RI, termasuk imbauan resmi untuk memasang bendera merah putih.
"Harapan saya ke Pemda, semoga bisa menumbuhkan lagi rasa nasionalisme masyarakat, supaya ramai-ramai pasang bendera sampai ke desa-desa," ucapnya.
Terkait pendapatan, Jhon menyebut bisa mencapai Rp2 juta per hari jika ramai, terutama pada awal hingga pertengahan Agustus pada tahun - tahun sebelumnya. Namun tahun ini, jumlahnya belum menyentuh angka itu.
Untuk harga, ia menjelaskan bahwa bendera ukuran biasa dijual seharga Rp 20 ribu, ukuran besar Rp 50 ribu, sementara umbul-umbul Rp 35 ribu dan bendera merah putih untuk teras dibanderol Rp 300 ribu. Semua barang dagangannya ia datangkan dari Bukittinggi Sumatera Barat.
"Barang-barangnya saya ambil dari Bukittinggi. Kita jual di sini, ya mudah-mudahan ada rezekinya," tutupnya dengan senyum.
(Dir)
#Bangkinang #atribut kemerdekaan #penjualan sepi