KAMPAR – Suasana hangat penuh kekayaan budaya Melayu Kampar menyelimuti halaman UPT SDN 016 Bukit Ranah pada Kamis (27/11/2025). Dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-80 PGRI, sekolah ini menggelar Pentas Seni bertema “Membangkitkan Batang Kayu Taghondam: Khitan Tradisional Kabupaten Kampar”, sebuah upaya nyata menghidupkan kembali tradisi leluhur yang mulai jarang terlihat di tengah masyarakat modern.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kampar, dan turut dihadiri langsung oleh Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar, Yolanda Sri Rahayu.
Dalam sambutannya, Yolanda menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas upaya sekolah mengangkat kembali tradisi khitan khas Kampar yang sarat nilai adat dan sejarah.
> “Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa ada budaya luhur yang perlu dijaga dan dilestarikan. Sesuai tema ‘Membangkitkan Batang Kayu Taghondam’, ini merupakan langkah penting untuk menghidupkan kembali tradisi yang hampir hilang,” ujarnya.
Yolanda juga menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat keluarga besar SDN 016 Bukit Ranah serta mengapresiasi dedikasi Kepala Sekolah Dina Susanti, M.Pd yang telah menggagas kegiatan penuh makna ini.
> “Kami berharap anak-anak dan masyarakat tidak melupakan warisan budaya yang penuh nilai sejarah serta adat istiadat Melayu Kampar,” tambahnya.
Pentas Seni Jadi Sarana Belajar Budaya
Kepala SDN 016 Bukit Ranah, Dina Susanti, M.Pd, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga edukasi budaya bagi generasi muda.
> “Khitan tradisional Kampar merupakan bagian penting dalam perjalanan seorang anak menuju kedewasaan. Selain bernilai agama, tradisi ini kaya nilai adat Melayu Kampar dan patut dikenalkan kembali kepada anak-anak,” ungkap Dina.
Ia memaparkan bahwa dalam tradisi khitan tempo dulu, anak yang akan dikhitan biasanya diarak menuju Sungai Kampar, mandi dengan iringan gubano, sebelum memasuki prosesi inti. Nilai kebersamaan, keberanian, dan adat istiadat melekat kuat dalam tradisi tersebut.
Tiga Siswa Dikhitan, Atraksi Budaya Menghibur Penonton
Pada pentas seni ini, tiga siswa menjalani prosesi khitan langsung oleh mantri, disaksikan orang tua dan masyarakat dengan penuh haru dan kebanggaan.
Selain prosesi khitan, siswa lainnya juga menampilkan atraksi budaya seperti basiacuong, tari tradisional, serta pertunjukan khas Kampar yang memukau para tamu undangan.
Kehadiran Ketua Komite SDN 016 Bukit Ranah, sejumlah kepala sekolah sekitar, wali murid, dan masyarakat setempat membuat acara semakin meriah dan penuh kekeluargaan.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, SDN 016 Bukit Ranah sukses menunjukkan bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga ruang penting untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal.
(*)
#Kampar #hut pgri ke 80