KAMPAR — Tokoh pendidikan Kabupaten Kampar, Dr.HC. Abdul Latif Hasyim,MM Dt.Bagindo menyampaikan komentar kritis dan penuh keprihatinan pada momentum Hari Guru Nasional (HGN) ke-80 Tahun 2025. Menurutnya, kondisi guru saat ini kian berat, baik dari sisi kesejahteraan maupun penghargaan terhadap profesinya.
Abdul Latif menilai, dunia pendidikan mengalami kemunduran moral dalam hal penghormatan kepada guru. Padahal, ia menegaskan bahwa guru adalah pilar utama dalam mencerdaskan generasi bangsa.
“Situasi pendidikan akhir-akhir ini sangat menyedihkan. Nasib guru kurang diperhatikan. Tugas guru sangat banyak, dari pagi hingga sore, tapi kesejahteraannya tidak sebanding,” ujar Pria yang pernah menerima penghargaan ASEAN Education Award sebagai Kepala Sekolah Terbaik se-Asia Tenggara pada tahun 2012 dari IHRDP Foundation ini.
Guru Tidak Lagi Dihargai seperti Dulu
Pria yang lahir 0ada 4 Juli 1958 ini menceritakan bagaimana pada masa lalu guru sangat dihormati. Orang tua bahkan menitipkan penuh pendidikan anak kepada guru, termasuk memberi wewenang untuk mendisiplinkan bila perlu.
Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat yang terlalu protektif, ditambah dengan isu HAM serta aturan ITE, membuat guru takut bertindak.
“Akibatnya, banyak anak sekarang melawan guru. Di sekolah jadi raja, di rumah juga jadi raja,” tambahnya.
Pentingnya Disiplin dan Pendekatan Kemanusiaan
Abdul Latif menegaskan bahwa mendisiplinkan siswa bukan berarti melakukan kekerasan. Namun, ia menilai bahwa hukuman mendidik tetap dibutuhkan dalam batas wajar.
Ia mencontohkan pengalamannya selama menjadi guru, ketika siswa-siswa nakal justru menjadi pribadi sukses setelah diberi perhatian intensif, termasuk tindakan disiplin.
“Anak nakal itu sebenarnya perlu perhatian lebih. Jika tidak bisa dengan nasihat, boleh dengan hukuman ringan seperti berdiri, kerja tugas tambahan, atau cubitan kecil. Itu bentuk kasih sayang guru,” kisahnya.
Ia mengaku, banyak mantan murid yang dulu terkenal nakal justru datang kembali setelah berhasil, berterima kasih karena merasa diperhatikan dan dididik dengan tegas.
Harapan untuk Pemerintah
Pada momentum HGN tahun ini, Abdul Latif menyampaikan dua harapan besar:
1. Peningkatan kualitas pendidikan dan kebutuhan guru sesuai perkembangan zaman.
2. Perbaikan kesejahteraan dan perhatian pemerintah terhadap nasib guru.
“Guru bukan hanya mengajar. Banyak tugas administrasi yang menyita waktu. Sementara kesempatan mencari penghasilan tambahan hampir tidak ada. Pemerintah harus hadir memperbaiki kondisi ini,” tegasnya.
Pesan untuk Para Guru
Menutup komentarnya, Abdul Latif berpesan agar para guru tetap menjalankan profesinya dengan keberanian dan integritas, meski tantangannya semakin kompleks.
“Guru jangan takut mendidik. Lakukan sesuai porsi, sesuai aturan, dengan hati dan kasih sayang. Tanpa guru, tidak ada generasi yang berhasil.
(Dir)
#Kampar #, #HGN ke 80 #Abdul Latif Hasyim