BANGKINANG - Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Kabupaten Kampar menghimbau mengimbau masyarakat, khususnya para petani di Kabupaten Kampar, untuk tidak melakukan pembakaran lahan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Disbunnak Keswan Kampar, Marahalim, melalui Kabid Perkebunan, Helvizar, sebagai respons terhadap maraknya kasus kebakaran lahan yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, sebagian besar kebakaran yang terjadi bukan di lahan perkebunan perusahaan, melainkan di lahan milik masyarakat, terutama lahan gambut dan lahan karet.
?"Kami hanya bisa mengimbau karena memang sebagian besar kejadian ini terjadi di masyarakat, bukan di lahan perusahaan," ungkap Helvizar saat ditemui di Ruang Kerjanya, Rabu (20/8/2025).
Dikatakannya, ?Dinas Perkebunan lebih berfokus pada pendekatan kepada masyarakat melalui Kelompok Tani Peduli Api (KTPA). Hingga saat ini, tercatat ada 31 kelompok KTPA yang aktif meskipun tidak mendapatkan dukungan anggaran. Mereka bertugas sebagai garda terdepan dalam mencegah kebakaran di desa-desa tempat mereka berada.
?"Kelompok Tani Peduli Api ini yang kami minta untuk menjadi yang pertama dalam melakukan pencegahan," jelasnya. Mereka berperan aktif dalam melaporkan kejadian kebakaran dan menyebarkan pesan untuk tidak membakar lahan.
?Ia menjelaskan bahwa data yang diterima dinas menunjukkan bahwa kebakaran lahan perkebunan, terutama sawit, tidak terlalu banyak. Namun, lahan karet sering kali menjadi korban karena terkena dampak kebakaran dari lahan di sekitarnya.
"Contohnya di daerah Karya Indah kemarin, itu bukan di lahan perkebunan, tapi lahan gambut yang terbakar. Kebun karet di sekitarnya hanya kena dampaknya," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Disbunnak Keswan Kampar hanya bisa mengandalkan upaya sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat, terutama anggota KTPA dikarenakan keterbatasan alat dan anggaran.
"Kami terus sampaikan kepada mereka, jangan membakar lahan. Pokoknya jangan sampai menimbulkan api," tutupnya.
(*)
#Disbunnakkeswan kampar